HALSEL, JN – Dalam rangka memperingati Isra wal Mikraj, HARITA Nickel bersama masyarakat Obi laksanakan Tabligh akbar dengan mendatangkan Ust. Dr. H. Das’ad Latif untuk memberikan hikmah Isra miraj pada Rabu (23/2) di Lapangan Desa Buton Obi, Halmahera Selatan.
Di hadapan ribuan jama’ah, Penceramah asal Makassar itu mengajak pemuda untuk menjauhi minuman keras (miras).
“Kepada masyarakat, khususnya pemuda, mari jauhi miras. Minuman itu berbahaya bagi kalian karena dapat menimbulkan berbagai masalah. Apa pun mereknya sama saja. Satu-satunya miras yang boleh kalian minum hanya es batu,” ceramah Ust. Das’ad.
Das’ad melanjutkan, banyak pemuda yang sudah kecanduan miras, salah satunya jenis ‘cap tikus’. Miras yang terbuat dari air nira pohon aren itu, selain memabukkan, juga mematikan.
“Orang yang minum itu dungu. Nama mirasnya saja sudah jelek, masih mau diminum juga. Cukuplah wajahmu saja yang jelek, jangan kau jadi pemabuk juga, nanti semakin jelek,” ujarnya diiringi tawa jemaah.
Pria yang juga aktif menulis buku itu terkenal memiliki gaya ceramah yang ringan dan santai, intonasi yang menarik, serta pemilihan kata yang mudah dimengerti. Tak ayal metodenya tersebut banyak digemari oleh masyarakat terutama kalangan ibu-ibu. Para jemaah menyaksikan secara saksama setiap kisah dan nasihat yang disampaikan oleh Ust. Das’ad.
Das’ad juga mengajak masyarakat untuk memperbanyak amal baik, salah satunya membiasakan diri bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, selawat dengan penuh perasaan cinta kepada nabi dapat menghasilkan pahala yang besar.
“Ada malaikat yang mampu mencatat jumlah air hujan. Ia mampu mencatat setiap tetesnya di laut, gunung, dan seluruh hamparan bumi. Namun, ia tak mampu mencatat pahala bagi orang-orang yang berselawat kepada nabi, karena saking banyaknya pahala itu,” ungkap Ust. Das’ad.
Kegiatan tablig akbar ini menarik antusiasme masyarakat Pulau Obi dari berbagai kalangan. Meski demikian, jamaah yang hadir dengan menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk area acara, mengukur suhu tubuh, menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19, serta menjaga jarak. Hal ini dilakukan sebagai upaya penanggulangan pandemi di Pulau Obi.
Tentang HARITA Nickel
HARITA Nickel merupakan bagian dari HARITA Group yang beroperasi di Pulau Obi, Halmahera Selaan, Maluku Utara. HARITA Nickel memiliki IUP Pertambangan dan juga pabrik peleburan (smelter) serta pemurnian (refinery) nikel yang terintegrasi di Obi. Komitmen HARITA Nickel dalam hilirisasi sumber daya alam ditunjukkan dengan beroperasinya smelter Megah Surya Pertiwi (MSP) sejak 2016 dengan memanfaatkan potensi nikel yang dikelola oleh Trimegah Bangun Persada (TBP) dan Gane Permai Sentosa (GPS) yang semuanya terletak di Pulau Obi.
Melalui Halmahera Persada Lygend (HPL), HARITA Nickel melakukan pengolahan dan pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi High Pressure Acid Leach (HPAL). Teknologi HPAL mampu mengolah nikel kadar rendah yang selama ini tidak diolah menjadi produk mixed hydroxide precipitate (MHP). Dengan proses berikutnya dapat diolah menjadi Nikel Sulfat (NiSO4) dan Kobalt Sulfat (CoSO4) yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik. Teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia. (HN/*)