Mengenalmu pertama kali, adinda Sahril Helmi, adalah sebuah perjumpaan yang penuh makna. Aku masih ingat jelas bagaimana awal mula kau melangkah ke dunia jurnalistik, sebuah profesi yang kelak menjadi jalan pengabdian dan perjuanganmu. Saat itu, kau bergabung dengan media kabardaerah.com, dengan semangat membara untuk menjadi seorang pewarta yang menyuarakan kebenaran.
Tak lama setelah itu, perjalananmu membawamu bertemu dengan Komunitas Jurnalis Halsel (KJH)—sebuah wadah bagi para jurnalis di Kabupaten Halmahera Selatan. Aku masih ingat bagaimana pertama kali kau datang dengan penuh antusias, ingin bergabung dan berjuang bersama kami. Saat itu, teman-teman menyarankanmu untuk menemuiku, karena kebetulan aku yang diberi amanah sebagai ketua komunitas tersebut. Dengan hati terbuka, kami menyambutmu sebagai bagian dari keluarga besar KJH.
Seiring waktu, kau membuktikan bahwa pilihanmu bukan sekadar keinginan sesaat. Kau menunjukkan dedikasi luar biasa sebagai seorang jurnalis. Namun lebih dari itu, yang membuatmu begitu istimewa adalah jiwa sosialmu yang tinggi. Kau tak hanya sekadar meliput berita, tetapi juga turut ambil bagian dalam berbagai aksi kemanusiaan.
Aku masih ingat bagaimana kau tak pernah absen dalam setiap kegiatan sosial yang kami lakukan. Salah satu yang paling membekas dalam ingatanku adalah ketika kita bersama-sama menggalang dana untuk membantu seorang anak kecil yang menderita penyakit jantung bocor. Dengan penuh semangat, kau turun ke jalan, berdiri di bawah terik matahari, mengulurkan tangan kepada para dermawan, dan mengajak masyarakat untuk peduli. Tak hanya itu, dalam berbagai musibah dan bencana alam yang melanda, kau selalu berada di garda terdepan. Kau bukan hanya melaporkan peristiwa tersebut sebagai seorang jurnalis, tetapi juga ikut turun langsung membantu para korban.
Semangat kemanusiaanmu semakin kuat ketika kau bergabung dengan MetroTV, sebuah stasiun televisi nasional yang memberi ruang lebih besar bagi perjuangan jurnalismu. Melalui layar kaca, suaramu menggema, memberitakan peristiwa-peristiwa penting di Maluku Utara, terutama yang berkaitan dengan tragedi kemanusiaan. Kau menjadi saksi bagi dunia atas penderitaan orang-orang yang tertimpa musibah, dan lebih dari itu, kau menjadi bagian dari upaya membantu mereka.
Namun, siapa sangka bahwa tugas muliamu itu pula yang menjadi jalan terakhir dalam perjalanan hidupmu di dunia ini. Engkau berpulang dalam keadaan menjalankan tugas kemanusiaan.
Hari itu, kau menaiki speedboat Basarnas Ternate bersama tim penyelamat, dalam misi menolong nelayan yang mengalami mati mesin di tengah laut. Sebuah tugas yang begitu mulia, sejalan dengan perjalanan hidupmu yang selalu berpihak pada kemanusiaan. Namun, takdir berkata lain. Speedboat yang kau tumpangi mengalami kecelakaan, dan Tuhan pun memanggilmu kembali dalam keadaan yang begitu terhormat—sebagai seorang pejuang di medan kemanusiaan.
Kehilanganmu meninggalkan duka yang mendalam bagi kami semua. Tak hanya bagi keluarga, sahabat, dan rekan-rekan seprofesi, tetapi juga bagi mereka yang pernah merasakan kebaikan dan kepedulianmu. Banyak yang menangis, merasa kehilangan, dan mendoakanmu. Namun, di balik kesedihan ini, kami semua bersaksi bahwa engkau adalah orang baik. Engkau telah mengukir jejak kebaikan yang akan dikenang sepanjang waktu.
Kini, kau telah pergi menghadap Sang Khalik, meninggalkan dunia fana ini. Namun, namamu tak akan pernah pudar dalam ingatan kami. Semangatmu, dedikasimu, dan pengabdianmu akan terus hidup dalam setiap langkah teman-teman yang masih diberi kesempatan untuk melanjutkan perjuangan ini.
Selamat jalan, adinda Sahril Helmi.
Semoga Allah SWT menerima segala amal baktimu, mengampuni segala dosamu, dan menempatkanmu di surga-Nya yang abadi.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kami bersaksi, engkau adalah orang baik, Sangat baik. (*)
(Hi. Irwan Marsaoli, Pewarta Nonaktif)