HALSEL, JN, Di tenga kesibukan menulis berita sejumlah wartawan yang terhimpun dalam Komunitas Jurnalis Halmahera Selatan (KJH) Provinsi Maluku Utara, menyambangi rumah Lutfi Zaki Zaidan (7) bocah yang mengalami lumpuh akibat penyakit Sebal Play Spastik(SIPY) atau tumor ganas yang di deritanya selama 7 tahun.
Para pewarta ini menemui kedua orang tua bocah, yang berada di pasar baru Labuha, Kecamatan Bacan, dipimpin langsung Ketua KJH Aisya Damra Kamarullah dan Sekretaris Sahril Samad Kamis (01/07/2021).
Zaki menderita tumor ganas, sejak lahir ini saat di temui hanya terbaring lemah di rumahnya, ditemani sang ibu Asriwanti (37), dimana Zaki sudah berulang kali menjalani perawatan medis, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha, mengunakan biaya pribadi, dengan harapan bisa mendapat kesembuhan, namun kenyataan tidak, bahkan kondisinya semakin memburuk dan terbaring lemah begitu saja di rumah.
Bahkan untuk mempertahankan hidup, orang tua bocah malang ini harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu per bulan, hanya untuk membeli obat.
“Untuk mempertahankan hidup anak saya, tiap bulan saya harus keluarkan biaya Rp 500 ribu membeli 3 botol obat, ini berlangsung terus menerus hingga sekarang.”ujar Asriwati ibu bocah penderita lumpuh, saat ditemui kepada KJH dengan nada sedih.
Ibu dua anak yang keseharian berjualan makanan itu, mengaku pasrah dengan kondisi anak mereka, yang tidak kunjung sembuh, meski sudah berulang kali berobat ke rumah sakit Labuha, dengan biaya pribadi.
Istri dari Azrul Riadi (43) itu mengaku tiap hari bekerja membantu suaminya, hanya untuk mencari biaya pengobatan anaknya, dikarrnakan dirinya dan suami tidak tega melihat anak terbaring lemas begitu saja.
Sebagai orang tua, menginginkan anaknya bisa sembuh, tentunya butuh kesabaran dan ketabahan dalam menjalani semua ini
Wanita 37 tahun itu tidak hanya sekedar menjadi ibu untuk mengurus keperluan rumah tangga, seperti masak dan mencuci, namun Asriwanti juga menjadi satu-satunya tumpuan harapan Zaki saat hendak makan ataupun buang kotoran.
Mencari nafkah hingga merawat sang anak bukan pekerjaan yang mudah dilakukan bagi seorang ibu, diakui hal tersebut tidak pernah membuatnya untuk bersedih, baginya, berusaha demi kesembuhan sang anak adalah tanggung orang tua dirinya dan suami.
“Walau terasa berat, tapi alhamdulillah semuanya masih bisa dikerjakan, tidak apa-apa saya terus seperti ini, berjuangkan buka warung makan asalkan anak saya bisa sembuh ” tutur Asriwanti dengan mata berkaca kaca.
Dengan kerbatasan biaya, dirinya sangat berharap bantuan dari semua pijak terutama Pemerintah Kabupaten untuk membantu melakukan pengobatan dengan cara di rujuk keluar daerah.
“Kalau berobat disini kami sudah berulang kali, bahkan setiap bulan harus mengekuarkan biaya untuk membeli obat saja Rp 500 ribu, belum termasuk biaya.lain lain.”tutup Asriwanti.
Sementraa itu Ketua KJH Aisya Damra Kamarullah, sangat berharap ada uluran tangan dari para dermawan, dan Pemerintah, untuk bersama sama membantu bocah malang ini.
“Saya berharap jangan sampai ada anak Halsel yang mati karena tidak makan atau sakit tidak bisa berobat karena tidak ada biaya, ini menjadi ganggungjawab kita semua.”terang Echa.
Di akhir pertemuan KJH memberikan sedikit bantuan kepada orang tua Zaki bocah lumpuh.
Penulis : Tim
Editor : Risman Lamitira