TERNATE, JN – Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Maluku Utara (MW KAHMI MALUT) terus menggelar diskusi Catatan awal tahun.
Diskursus yang bertajuk HMI ini, dibagun dalam upaya membantu kerja-kerja pemerintah daerah dalam mencari sulusi terhadap berbagai problem di Maluku Utara. Demikian ditegaskan Koordinator Presidium (Korpres) MW KAHMI Malut, Ishak Naser saat ditemui Jaretnews usai mengikuti diskusi di sekretariat KAHMI CENTER pada sabtu (08/01).
Diskusi yang dikemas dengan refleksi awal tahun ini, menurut Ishak Naser sekalipun KAHMI tidak mempunyai kewenangan dalam bentuk seperti yang ada dalam struktur pemerintah daerah yang meliputi dinas-dinas kemudian secara aktif melaksanakan tugas dan kewenangan penuh dalam membuat keputusan, namun keterlibatan aktif KAHMI dalam membangun daerah adalah dengan merekomendasikan hasil kajiannya kepada pemerintah daerah sebagai solusi terhadap segala ketimpangan yang ada di daerah dan masyarakat pada umumnya di Maluku Utara.
“ ya jadi, disukusi-disukusi serial ini pertama, kita ingin membantu Daerah ini, untuk mengatasi permasalahan. Nah Meskipun KAHMI sadar betul bahwa KAHMI posisinya tidak berwenang secara formil memustuskan persoalan daerah, tetapi KAHMI dalam bentuk partisipasi aktifnya itu, membarikan solusi, melalui kajian-kajiannya, dalam prespektif Kajian KAHMI itu hal yang dianggap penting untuk dilakukan oleh pemerintah maupun Masyarakat, hal itu kita capai lewat diskusi ini,”. Ujar Politisi Nasdem ini.
Mengapa demikian, lanjut Ishak Naser, KAHMI memiliki Sumber daya manusia yang mumpuni, dengan jumlah puluhan sampai raturan.
“Kita punya alumni yang banyak bergerak pada bidang pendidikan sebagai dosen, Ini berapa sudah punya kualifikasi sebagai doktor, sudah puluhan mendekati ratusan yang sudah berkualifikasi doktor, kemudian ada yang sementara dalam proses menyelesaikan doktornya.” jelasnya.
Ishak menambahkan, KAHMI yang begitu besar potensi Intelektualnya, tentu sangatlah naif jika KAHMI tidak berkontribusi apa-apa dalam membangun daerah.
“dengan potensi yang begitu besar kan, tentu sangat naif kalo KAHMI kemudian tidak berkontribusi apa-apa, sebagai lembaga yang menampung kalangan intelektual muda KAHMI, menggunakan forum-forum diskusi ini, untuk bisa melahirkan pemikiran-pemikiran baru yang bisa kita sumbangkan bagi daerah.” ujar Ishak dengan nada optimis.
Pada Prinsipnya KAHMI memberikan kritikan pula terhadap segala bentuk atau model pembangunan yang masih kurang dan diperlukn banyak pembenahan termasuk mengkritisi apa-apa yang telah dilakukan yang dianggap masih kurang dan perlu ada pembenahan.
“KAHMI tidak kontra Produktifdan tapi KAHMI juga tidak mangambil posisi untuk berlawanan, tidak !. Akan tetapi Kahmi mengambil posisi Untuk melakukan kontrol sebagai Pilar kontrol Publik.” Tutupnya.
Penulis : Giar
Editor : Hijrah I