HALSEL, JN – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, mendapat jatah proyek perbaikan sarana dan prasarana Sekolah yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 hanya sebesar Rp 10.892.810.000.-
Jumlah ini menurun drastis dibandingkan perolehan DAK tahun 2022 lalu yang mencapai hingga Rp 33 Miliar.
Tercatat di tahun ini hanya ada 9 Sekolah yang mendapat proyek DAK dari Pemkab Halsel melalui Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) dengan total proyek sebanyak 37 paket.
Ini diperuntukan bagi 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN), kemudian 3 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan 2 Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (Paud).
Adapun rincian paket proyek DAK ke 9 Sekolah tersebut yakni, SDN 132 Halsel Desa Anggai Kecamatan Obi memperoleh 5 paket, SDN 173 Halsel Desa Kasiruta Dalam Kecamatan Kasiruta Timur memperoleh 6 paket, kemudian SDN 207 Halsel Desa Madapolo Kecamatan Obi Utara memperoleh 5 paket dan SDN 218 Halsel Desa Tutuhu Kecamatan Kasiruta Timur memperoleh 7 paket proyek.
Untuk Sekolah SMP meliputi SMPN 29 Halsel Desa Pelita Kecamatan Mandioli Utara memperoleh 3 paket, SMPN 13 Halsel Desa Baru Kecamatan Obi memperoleh 2 paket dan SMPN 66 Halsel Desa Jiko Kecamatan Mandioli Selatan memperoleh 3 paket proyek.
Sementara Pendidikan Anak Usia Dini yakni Sekolah TK Misbahul Aulad Desa Amasing Kota Kecamatan Bacan memperoleh 2 paket dan Sekolah TK Tutwuri Handayani Desa Laiwui Kecamatan Obi memperoleh 4 paket proyek.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Halsel, Safiun Radjulan, kepada JaretNews.com, mengatakan bahwah Proyek DAK tahun 2023 di Diknas Halsel hanya sebanyak 37 paket, diperuntukan bagi 9 Sekolah mulai dari TK, SD dan SMP dengan jumlah alokasi anggaran sebesar Rp 10.892.810.000.-
Angka ini turun drastis dibandingkan alokasi tahun lalu, dimana DAK tahun di peruntukan untuk kegiatan Fisik dan Non Fisik diantaranya pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB), Perpustakaan, Jamban, Toilet, Sanitasi, Laboratorium Komputer, Ruang Guru dan Pengadaan peralatan teknologi informasi komunikasi (TIK) serta Pembangunan area bermain beserta APE luar pada dua Sekolah TK.”ungkap Kadiknas Halsel.
Lanjut Safiun bahwa ada dua penyebab menurunnya anggaran DAK Sekolah pertama terkait masalah Dapodik yang belum akurat kemudian faktor kebijakan Pemerintah pusat yang berdampak pada seluruh Kabupaten dan Kota di Indonesia termasuk Halsel.
“Jadi anggaran DAK tahun ini semua menurun tidak hanya di Halsel.”ucap Kadiknas.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan proyek lanjut pria asal Makian Kayoa (Makayoa) itu mengaku masih menunggu Petunjuk Teknis atau Juknis dari pemerintah pusat, jika itu sudah ada maka baru bisa dikerjakan secara swakelola sebagaimana termuat dalam aplikasi Krisna. (*)
Editor : Risman Lamitira