HALSEL, JN – Kondisi bangunan pasar Modern Saruma di Desa Tuwokona Kecamatan Bacan Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara sungguh memprihatinkan.
Pasar yang dibangun pada tahun 2019 oleh rekanan PT Citra Prasasti Konsorindo dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 58.899.800.000,- bersumber dari pinjaman kedua daerah melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) non Perbankan pada tahun 2018 senilai Rp 150 Miliar ternyata hanya dimanfaatkan lebih dari setahun dan kini Pemerintah Kabupaten setempat sudah tidak menggunakannya.
Akibat dari tidak dimanfaatkan, pasar tersebut menjadi tidak terurus. Bahkan di sekeliling bangunan tumbuh rumput lebat yang kian hari semakin meninggi hingga hampir menutupi bangunan pasar.
Sedangkan di malam hari acapkali berubah fungsi menjadi tempat pacaran bahkan tempat mesum.
Hal itu terjadi karena sudah lebih dari 6 bulan bangunan pasar Tuwokona sepi, tidak berpenghuni, karena seluruh pedagang dipindahkan berjualan di pasar Bumdes Labuha.
Situasi ini dimanfaatkan oknum pasangan muda mudi karena pasar di malam hari nampak gelap tidak ada lampu penerangan.
Hal ini diakui sejumlah warga setempat yang mengaku kalau kondisi pasar yang sepi dijadikan tempat pacaran bagi pasangan muda mudi.
“Memang tempatnya sepi dan gelap kalau malam sehingga asyik kalau buat pacaran.” tutur salah seorang warga.
Terpisah, Kepala Dinas (Kadis) Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Halmahera Selatan, Sarkani Tamimi, saat dikonfirmasi jaretnews.com terkait masalah pasar Tuwokona, Selasa (02/11/2021), menolak berkomentar.
Mantan Kadis Sosial Kependudukan dan Cacatan Sipil itu meminta supaya masalah pasar Tuwokona ditanyakan langsung ke Bupati.
“Pemerintah bikin pasar untuk tempat berjualan, bukan tempat bacarita, silahkan kalau orang – orang mau jadikan tempat pacaran itu bukan urusan kami, apa saya mau jaga – jaga,”tutur Sarkani dengan nada canda, seraya menambahkan pihaknya akan rembuk kembali dengan Bupati untuk pemanfaatan pasar. (*)
Penulis : Tim
Editor : Risman Lamitira