JAKARTA, JN – Bahlil Lahadalia mengatakan investasi di Provinsi Maluku Utara lebih berkualitas dibandingkan Jawa Barat. Sebabnya karenya multiplier effect yang diciptakan lebih banyak.
“Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara investasinya yang masuk tidak sebesar di Jawa Barat. Tapi multiplier effect-nya di Maluku sangat tinggi. Jadi, nilai investasi belum tentu mencerminkan kualitas investasi,” ucap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 Rabu (24/11), seperti dilansir dari Kontan.co.id
Menurutnya, Kualitas investasi yang baik di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara ini karena sektor hilirisasi yang mendominasi. Sehingga, mampu mendorong peningkatan lapangan kerja.
“Ternyata kami melaporkan realisasi investasi belum tentu yang masuk akan produktif sama dengan di sektor hilirisasi,” ujar Bahlil.
Bahlil bilang lagi, hasil tersebut merujuk dari riset Kementerian Investasi / BKPM dengan Universitas Indonesia.
Untuk diketahui, sepanjang Januari hingga September nilai investasi mencapai Rp 659,4 triliun, angka ini setara dengan 73,3% dari target investasi tahun 2021 ini sebesar Rp 900 triliun seperti yang diamanatkan Presiden Jokowi.
Dari nilai tersebut nilai investasi yang disumbang oleh provinsi Maluku Utara sebesar Rp 1,1 triliun. ini hanya berasal dari penanaman moda dalam negeri (PMDN). Sedangkan untuk realisasi penanaman modal asing (PMA) di Maluku utara mencapai US$ 12,6 juta sampai pada bulan September 2021 ini. Aliran modal asing ini tersebar di 83 proyek. Sementara untuk Jawa Barat di periode yang sama, realisasi PMDN sebesar Rp 45,3 triliun dan PMA senilai US$ 4,2 juta. (*)