SEMARANG, JN – Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah mendapat sorotan nasional. Salah satu programnya yaitu memfasilitasi kepemilikan rumah tinggal untuk warga miskin.
Inovasi yang diberi nama “Jagani Omah Bareng Arum” atau Jateng Gayeng Ndandani Omah bareng aplikasi Simperum dipublikasikan secara virtual di hadapan Kepala Daerah Terinovatif untuk Kategori Provinsi dan Kabupaten.
Seperti dilansir Viva.com, acara yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini, mengangkat tema Innovative Goverment Award (IGA) 2021. Pada tahun sebelumnya di 2020 Jagani Omah Bareng Arum menjadi satu dari top 10 inovasi pelayanan publik Jateng.
“Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng ini Jateng yang asyik yang membahagiakan ayo bersama-sama memperbaiki rumah yang tidak layak huni,” ujar Ganjar Pranowo saat mengikuti secara virtual acara dimaksud seperti dikutip pada Rabu, (24/11).
Ganjar menyebutkan walaupun sekaraang ini programnya belum dapat berbuah dalam waktu dekat tapi dirinya yakin dengan adanya proses yang terus berjalan akan ada hasil yang baik.
“Sebenarnya kalau dia ambil manfaat-manfaat banget menurut saya belum. Tapi proses terus berjalan dan menunjukkan hasil yang baik,” ungkapnya.
Program ini menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perumahan (Siperum) yang juga dapat digunakan untuk akselerasi penanggulangan kemiskinan.
Bukan hanya itu, Aplikasi Simperum juga terintegrasi dengan SIDesa atau Sistem Informasi Desa Jateng yang dimilikinya. Dalam hal Integrasi ini, Gubernur Jawa Tengah ini menyebut, nantinya akan mencapai target penanganan kemiskinan sehingga mempercepat koordinasi lintas sektoral.
Inovasinya ini sudah diimplementasikan dan telah diproyeksikan yang dimana total sasaran sebanyak 125 desa tersebar di 5 daerah yaitu Brebes, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas serta Kebumen.
“Ketika nanti sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmap-nya,” tuturnya.
Selain dapat memenuhi layanan dasar masyarakat miskin, Kata Ganjar Simperum ini bahkan bisa membantu dan memudahkan verifikasi dari sasaran PKE tersebut.
Selanjutnya, Ganjar menyebut inovasinya dapat memberikan tingkat akurasi data RTLH hingga mencapai 80 persen dan nihil duplikasi data yang mana data lebih presisi dan akurat.
“Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang,” tuturnya.
Ganjar mengatakan, inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah lain seperti Kalimantan Utara, Kabupaten Blora, dan Brebes. Pihaknya terus melakukan improvement agar aplikasi ini bisa lebih baik dari sekarang.
“Tapi niatan dari inovasi ini adalah bagaimana inovasi menyelesaikan persoalan yang ada di setiap sektor dan subsektor di Jawa Tengah,” terangnya.
Jateng Goyeng Mbangun Omah Bareng ini juga memfasilitasi pembangunan rumah warga miskin melalui program Tuku Lemah Oleh Omah. Pemprov Jateng memfasilitasi terkait pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) untuk penyiapan pembangunan rumah, kemudian pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK Jateng serta memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial stimulan rumah sederhana sehat.
Adapun tujuan dalam programnya ini dapat meminimalisir angka backlog rumah di Jateng dengan sasarannya masyarakat miskin non-bankable yang tidak memiliki rumah.
“Yang pertama setidak-tidaknya pada saat kami coba menangani masalah, satu data bantuan sosial saat itu begitu rumitnya dan ternyata data-data angka kemiskinan dan sebagainya menjadi soal-soal. Pada saat itu kami mencoba komunikasi dengan kawan kawan kades dan kawan kawan kades ternyata menyampaikan keluh kesahnya itu,” tuturnya.
Dalam bentuk programnya diwujudkan berupa bantuan sosial stimulan pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memenuhi syarat rumah layak huni yakni memiliki rumah dengan tipe 36.Untuk besarnya bantuan yang berupa struktur ruspin dan arsitektural senilai Rp 35 juta. (Red)