SOFIFI – JN. Dalam waktu dekat, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Utara akan buka pusat Oleh-Oleh Ikan. Rencananya November 2022 akhir, pusat oleh-oleh ini akan diresmikan.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut, Ridwan Arsan saat ditemui jaretnews.com Rabu, (09/11) pagi di kantor UPT Balai P2OKP Ternate mengaku, saat ini sedang dalam tahapan persiapan.
“Iya ini tempat akan kita jadikan pusat oleh-oleh khas lokal, produknya semua sudah siap, tinggal kita sekarang pemasangan rak produk, etalase, kita juga akan pasang videotron didepan biar terlihat oleh masyarakat”, ungkap Iwan sapaannya.
Selain menjadi pusat oleh-oleh produk lokal, ditempat ini juga nantinya akan diadakan pelatihan pengolahan produk terutama produk berbahan dasar ikan. Ada juga pembuatan kemasan produk dan fasilitas bimbingan lainnya bagi pelaku usaha.
“Kita disini juga siapkan pelatihan dan bimbingan bagaimana mengolah produk misalnya ikan fufu (red. Ikan asar) agar higienis, kemasan stiker yang menarik dan juga ada bimbingan pengolahan produk kue basah dan kue kering yang baik dan tahan lama, itu akan kami siapkan instruktur untuk melatih”, lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Balai UPT Pengembangan Produk Olahan Kelautan dan Perikanan (P2OTK), Faisal Gafur menjelaskan, program ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan UPT Balai.
“Persiapan utamanya ada di pelaku usaha, sejauh ini kita sudah lakukan sosialisasi tinggal action pemasaran. Kalau fasilitas memang dalam tahapan persiapan, insya allah bulan ini kita sudah siap dan resmikan pusat oleh-oleh khas maluku utara”, ujarnya.
Lanjutnya, P2OTK sendiri memiliki tiga seksi yakni, seksi pengolahan, seksi pemasaran dan seksi KTU. Untuk fokus programnya lebih pada pengolahan bahan baku produk.
“Kita punya alat untuk pembuatan kemasan produk, bisa digunakan membantu pembuatan stiker produk. Selain itu, yang menjadi dasar dibentuknya balai ini yaitu bagaimana ada peningkatan nilai jual produk atau menambah nilai jual yakni dengan diversifikasi produk, misalnya ikan fufu dioleh menjadi abon namun tentunya harus ada standar produknya seperti apa itu yang akan kita terapkan”, terang Faisal.
Terkait para pelaku UMKM binaan DKP maupun dari luar yang sudah tercover untuk memasukkan produknya sebanyak 20 pelaku usaha yang kesemuanya domisili di Kota Ternate.
“Untuk UMKM sendiri sudah tercover 20 pelaku usaha yang aktig. Produknya semua olahan berbahan dasar ikan. Seperti olahan stik ikan, kue bubur ikan tuna, abon tuna atau cakalang, ada juga kuliner lainnya seperti bagea kenari, roti kenari dan lainnya namun kita spesifikasinya berbahan dasar ikan”, kata Faisal.
Selain mempromosikan produk olahan berbahan dasar ikan yang siap dimakan, dipusat oleh-oleh ikan ini juga rupanya akan disediakan ikan hias dan lobster. Keduanya dalam tahap persiapan mulai dari alat aquarium, pakan dan sebagainya. Untuk lobster diambil dari luar yakni Desa Loloda dan Falabisahaya, kata Faisal lagi.
Untuk bagi hasil dari pendirian Pusat Oleh Oleh Ikan khas Malut ini kata Faisal, saat ini lagi digodok masih menunggu perda dalam waktu dekat ini keluar terkait pendapatan.
“Ini kan sudah diusulkan ke bapemperda kita masih menunggu, itu soal pendapatan kalau bagi hasil seperti apa sudah ada dalam perdanya. Ini awal ujicoba jadi lebih ke kelompok usaha bagaimana akses manfaat buat mereka sejauh mana peluang yang mereka gunakan untuk memasarkan dan mempromosikan produknya”, imbuhnya.
Pusat oleh-oleh ikan ini direncanakan akan diresmikan oleh gubernur akhir November mendatang dengan harapan masyarakat khususnya pendatang yang ingin memperoleh buah tangan khas Ternate bisa langsung mengunjungi gedung tersebut yang letaknya tak jauh dari pelabuhan Ahmad Yani Ternate. (yUn)