SOFIFI, JN – Dua Kilogram tanah dan Satu Liter Air yang dibawa oleh Gubernur Maluku Utara, KH Abdul Gani Kasuba pada acara Kemah di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) Penajam, Kalimantan Timur merupakan penyatuan Empat sumber tanah dan Empat sumber air yang diambil dari Empat wilayah Kesultanan yakni Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo dan Kesultanan Bacan.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan, Rahwan K Suamba melalui rilisnya menjelaskan bahwa Sumber Tanah dari Kesultanan Ternate yang direkomendasikan oleh Sultan Ternate Hidayat Syah diambil di Jere Kulaba/kuburan para pendahulu kesultanan Ternate. Alasan yang diperoleh dari kesultanan karena tanah tersebut adalah tanah leluhur.
Dari Kesultanan Tidore, Hale Koroho Limau Duko yang berati Tanah Kramat pulau Tidore yang Salah satunya adalah tanah dimana Karaton Kesultanan Tidore Didirikan dan atas rekomendasi sultan Tidore Husain Alting syah.
Rahwan menambahkan, Pemerintah provinsi mengambil tanah yang diberkati untuk dibawa ke lokasi IKN oleh bapak Gubernur Maluku Utara.
Sementara Tanah yang diizinkan untuk dibawa gubernur adalah tanah yang disiapkan oleh pihak kesutakan Bacan yang diambil di Jere/Makam Para Sultan Bacan yang lokasinya melekat dengan bangunan Masjid Sultan Bacan.
Sedangkan, lanjut Karo Adpim, Tanah yang diambil di Wilayah Kesultanan Jailolo merupakan tanah berberkah yang diambil di sekitar keraton Kesultanan Jailolo.
Begitu pula sumber Air yang dikemas dalam anyaman bambu merupakan penggabungan Empat sumber mata air. Untuk air dari kesultanan Ternate diambil dari Air Sentosa depan kedaton Ternate yang dalam sejarah merupakan sumber air yang pernah digunakan tujuh putri yang turun dari kayangan sebagai tempat permandian.
Untuk sumber mata Air dari kesultanan Tidore, di ambil dari Kadaton kesultanan Tidore, yang berasal dari Puncak Gunung Tidore (Kue Matubu). Pengambilan air ini dengan sebuah ritual-ritual dg nama (Ake Dango) Ritual ini adalah ritual do’a yang dilakukan setiap tahun oleh kelompok 5 Marga di kampung Gurabunga.
Rahwan bilang lagi, Untuk Air dari kesultanan Bacan, diambil di Masjid Sultan Bacan tepatnya di Bak Air Wudhu yang usianya sudah beberapa Abad. Selain sebagai salah satu sumber berkah masyarakat Bacan, Air ini juga memiliki Rasa yang Khas dan sama dengan Air zam-zam di Makkatul Mukarramah.
Dan, sumber Air dari kesultanan jailolo juga diambil di tempat widu kesutanan jailolo yang digunakan sejak dulu kala.(Red)