HALSEL, JN – Taman Saruma atau biasa disebut Kawasan rumah adat kebun karet milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Selatan, yang terletak di seputaran lokasi sekretariat kantor Bupati, saat ini kondisinya memprihatinkan, karena nengalami kerusakan bahkan ada sebagian ambruk akibat tertimpa pohon kayu.
Berdasarkan pantauan JaretNews.com, di lokasi kawasan rumah adat hutan karet, yang dibangun sejak tahun 2017 – 2018 lalu itu, terlihat 20 rumah adat dari 17 suku yang mendiami Kabupaten Halmahera Selatan, sudah dalam kondisi rusak dan tidak terurus.
Nampak kerusakan terlihat mulai dari badan rumah, hingga pada bagian atap sudah bocor dan hancur.
Sehingga secara keseluruhan material rumah adat yang terbuat dari kayu nampak rusak karena tidak dirawat.
Bahkan ada beberapa rumah adat terlihat ambruk akibat tertimpa pohon, kondisi itu diperparah dengan adanya sampah yang dihasilkan dari daun pohon yang bertebaran dan tidak dibersihkan.
Kondisi ini sangat disayangkan sejumlah warga, Haryati salah satu pengujung misalnya yang ditemui mengungkapkan rasa prihatin atas kondisi 20 rumah adat di kawasan wisata hutan karet.
Menurutnya, rumah-rumah adat ini dibangun Pemkab Halsel sebagai simbol pemersatu warga dari berbagai suku yang mendiami Bumi Saruma.
“Mestinya ini dijaga, sebagai salah satu warisan wisata, kami berharap ada penanganan serius dari Pemkab melalui Dinas teknis.”pintanya.
Diketahui 20 rumah adat ini dibangun dalam bentuk miniatur sebagai simbol 17 suku di Halsel, meliputi rumah adat Togale, Makian Kayoa, Bacan, Buton , Ternate, Tidore, Sanana, Gorontalo, Manado, Madura, Sulawesi Selatan, Minang, Solo, Arab, Cina dan Papua. (*)
Editor : Risman Lamitira